Community

TBM jadi Oase di Kolong Jembatan, Bukti Literasi Bisa Tumbuh di Mana Saja

Berkat visi dan dedikasi para penggerak TBM Kolong, tempat ini kini telah berubah menjadi ruang yang penuh inspirasi dan manfaat.

Risna Halidi

Komunitas Taman Baca Masyarakat atau TBM Kolong. (Dewiku/Nurul Lutfia Maryadi)
Komunitas Taman Baca Masyarakat atau TBM Kolong. (Dewiku/Nurul Lutfia Maryadi)

Dewiku.com - Di tengah hiruk pikuk kendaraan yang melintas di atas Flyover Ciputat, tersembunyi sebuah oase literasi yang menyejukkan  bertajuk Taman Baca Masyarakat atau TBM Kolong.

Inisiatif mulia dari FISIP UIN Mengajar dan OI Tangsel ini bukan sekadar tempat membaca buku, melainkan sebuah ruang tumbuh, bermain, dan belajar yang memberikan harapan baru bagi anak-anak jalanan serta mereka yang kurang beruntung dalam akses pendidikan.

Dari Tempat Terlantar Menjadi Ruang Inspirasi

Muhammad Wisnu Mubarak, salah satu pengurus TBM Kolong, dengan penuh semangat menceritakan transformasi tempat tersebut. Dahulu, kolong flyover ini dikenal sebagai tempat yang kurang terpelihara, bahkan disalahgunakan untuk kegiatan negatif. 

Namun, berkat visi dan dedikasi para penggerak TBM Kolong, tempat ini kini telah berubah menjadi ruang yang penuh inspirasi dan manfaat.

"Dulu, kami kesulitan sekali mencari anak-anak untuk bergabung. Kami harus mencari mereka di jalanan, mengajak mereka belajar bersama. Kami bahkan sampai menyusuri gang-gang sempit untuk mengajak anak-anak belajar. Tapi sekarang, menjelang ulang tahun ke-9, anak-anak justru datang sendiri," ungkap Wisnu, saat ditemui Dewiku pada Minggu (17/02).

Program Kreatif untuk Merangsang Minat Belajar

TBM Kolong menawarkan beragam program menarik yang dirancang untuk merangsang minat belajar anak-anak. Selain kegiatan literasi mingguan yang diadakan setiap hari Minggu, ada program calistung (baca, tulis, hitung) pada hari Kamis dan Sabtu. 

Dahulu, program dongeng TBM Kolong sempat sangat populer dan menarik perhatian banyak anak. Program "One Week One Book" juga menjadi andalan, mendorong anak-anak untuk membaca setidaknya satu buku setiap minggu.

Saat ini, kelas tari dan calistung masih menjadi kegiatan rutin, dan TBM Kolong berencana membuka kelas catur dan musik, meskipun masih terkendala masalah pengadaan peralatan.

"Kami ingin anak-anak di sini tidak merasa terbebani dengan belajar. Mereka sudah bersekolah selama lima hari, jadi ketika datang ke TBM, kami ingin mereka bisa bermain, berekreasi, sambil tetap belajar hal-hal yang bermanfaat," jelas Wisnu.

Tantangan dan Semangat yang Tak Padam

Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh TBM Kolong adalah menjaga kreativitas dalam penyampaian materi pembelajaran agar tidak monoton. Namun, dengan dukungan relawan dari berbagai latar belakang, TBM Kolong terus berinovasi.

Menariknya, TBM Kolong membuka pintunya bagi siapa saja yang ingin menjadi relawan dan berkontribusi. Meski kini telah mendapat perhatian dari pemerintah daerah dan menjadi kebanggaan Kota Tangerang Selatan, TBM Kolong belum menerima dana operasional rutin.

Komunitas Taman Baca Masyarakat atau TBM Kolong. (Dewiku/Nurul Lutfia Maryadi)
Komunitas Taman Baca Masyarakat atau TBM Kolong. (Dewiku/Nurul Lutfia Maryadi)

Namun, semangat Wisnu dan para relawan tidak pernah padam. Mereka berharap anak-anak TBM Kolong tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga memiliki keterampilan yang dapat diandalkan untuk masa depan.

"Kami ingin membekali mereka dengan keterampilan, itulah mengapa kami mengadakan kelas tari. Harapannya, ketika mereka lulus nanti, mereka memiliki keterampilan yang bisa menjadi bekal mereka," tambah Wisnu.

TBM Kolong adalah bukti nyata bahwa ruang-ruang yang sebelumnya tidak termanfaatkan di perkotaan dapat diubah menjadi wadah inspirasi dan harapan.

TBM Kolong juga mengajarkan bahwa literasi bukan hanya tentang membaca, tetapi juga tentang membuka pintu menuju masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak yang membutuhkan.

Penulis: Nurul Lutfia Maryadi

Berita Terkait

Berita Terkini