Community
Plan Indonesia dan SalingJaga Gelar Soccer for Equality, Dukung Kesetaraan Pendidikan Anak Perempuan NTT
Sepak bola bukan sekadar ajang kompetisi, tetapi dapat menjadi ruang untuk mendorong kesetaraan bagi anak perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mendapatkan akses pendidikan yang setara.
Elga Maulina

Dewiku.com - Di Indonesia, sepak bola menjadi salah satu olahraga yang paling digemari masyarakat. Melalui kompetisi mini soccer bertajuk Soccer for Equality yang diinisiasi oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama SalingJaga dari Asuransi Kitabisa, sepak bola bukan sekadar menjadi ajang kompetisi, tetapi dapat menjadi ruang untuk mendorong kesetaraan bagi anak perempuan di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam mendapatkan akses pendidikan yang setara.
Sebanyak 28 klub ambil bagian dalam empat kategori di kompetisi ini, yaitu Men Senior, Women Senior, Men Junior, dan Women Junior. Pertandingan ini digelar pada 11–13 April serta 18–20 April 2025 di Urban Sports Dome, Jakarta Selatan. Melalui partisipasi dalam Soccer for Equality, para pemain tidak hanya ikut berdonasi tapi juga memperoleh perlindungan Asuransi SalingJaga Kecelakaan Mikro dari Asuransi Kitabisa selama satu tahun.
Baca Juga
Paternity Leave Bukan Sekadar Cuti, Tapi Wujud Budaya Kerja yang Inklusif
Wujud Kesetaraan di Dunia Transportasi, Kartini Masa Kini di Balik Kemudi
Simping Era: Kenapa Sekarang Banyak Perempuan Bangga Jadi Fangirl?
Tren Work-Life Balance di Kalangan Cewek Karier, Emang Bisa?
Terjebak dalam Fake Helplessness, Kenapa Kita Sering Merendahkan Potensi Diri?
Kompetisi ini sejalan dengan program sponsorship yang diinisiasi Plan Indonesia untuk memberikan dukungan pendidikan kepada anak-anak perempuan di NTT. Dukungan ini mencakup biaya sekolah, seragam, dan bantuan untuk mengikuti kompetisi. Selain itu, terdapat mentor atau pelatih di setiap wilayah untuk mendampingi anak-anak perempuan dalam mengembangkan keterampilan mereka.
Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dini Widiastuti mengungkapkan bahwa sepak bolah seharusnya bisa dinikmati oleh laki-laki maupun perempuan.
“Sepak bola adalah bahasa universal, yang seharusnya bisa dinikmati baik oleh laki-laki maupun perempuan. Kami ingin menegaskan bahwa siapa pun berhak atas ruang bermain, ruang belajar, dan ruang untuk bermimpi. Kami sangat mengapresiasi antusiasme mitra kami, SalingJaga serta Mini Soccer Super League, serta tentunya para pemain dan klub peserta kompetisi Soccer for Equality ini dalam mendukung misi untuk kesetaraan ini," tegasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Kalila, pemain kategori Women Junior berusia 11 tahun, berharap program ini bisa membantu melatih mental dan menjadi jalan untuk masuk timnas putri.
Eka Ramdani, legenda sepak bola Indonesia, turut mendukung inisiatif ini. Menurutnya, kegiatan ini sangat bermanfaat dan bisa menjadi kegiatan positif untuk perempuan.
“Kegiatan Charity ini sangat bermanfaat. Kegiatan sepak bola bisa menjadi pilihan perempuan dalam kegiatan positif dan berolahraga. Banyak filosofi di sepak bola seperti kerja sama dan disiplin yang sangat bermanfaat untuk adik-adik. Saya juga memiliki pandangan bahwa kita harus bermanfaat untuk orang lain”, ungkapnya.
Ia juga berharap Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dapat memfasilitasi penyelenggaraan event atau kompetisi khusus untuk anak-anak perempuan.
Lewat Soccer for Equality, sepak bola menunjukkan kekuatannya sebagai sarana pemberdayaan anak perempuan sekaligus pendorong perubahan sosial yang berkelanjutan dalam membantu pendidikan perempuan di NTT. (Dewiku.com/Amanda)