Lifestyle

Takut Dibunuh Keluarganya, Rahaf Tak Jadi Dideportasi dari Thailand

Namun, banyak yang masih meragukan apakah Rahaf benar-benar aman di Thailand.

Rima Sekarani Imamun Nissa | Kintan Sekarwangi

Ilustrasi perempuan ketakutan. (Unsplash/Velizar Ivanov)
Ilustrasi perempuan ketakutan. (Unsplash/Velizar Ivanov)

Dewiku.com - Sempat ketakutan terancam dideportasi dari Thailand karena bermasalah dengan paspor dan dikabarkan mempunyai gangguan jiwa, publik diberi kepastian jika Rahaf tak jadi dideportasi dari Negeri Gajah Putih, Rabu (09/01/2019). 

Dilansir dari Daily Mail, kisah ini bermula ketika perempuan 18 tahun tersebut kabur dari keluarganya yang sedang liburan di Kuwait.

Perempuan yang mempunyai nama lengkap Rahaf Mohammed al-Qunun ini menyebut jika keluarganya telah melakukan kekerasan fisik dan psikologis. Selain itu yang lebih parahnya lagi, ia menyebutkan jika keluarganya mengancam akan membunuh dia setelah dirinya memutuskan untuk berganti agama.

Ketika tertahan di Thailand, akhirnya membeberkan kisahnya di media sosial. Kemudian muncul penolakan netizen atas usaha deportasi Rahaf.

Perempuan sedih. (Unsplash/Aricka Lewis)
Perempuan sedih. (Unsplash/Aricka Lewis)

Dilansir dari laman Reuters, salah satu Kepala Kepolisian Imigrasi Thailand bernama Surachate Hakparn mengatakan, ''Rahaf sekarang berada di wilayah kedaulatan Thailand. Tak ada seorang pun atau kantor kedutaan mana pun yang bisa memaksanya pergi dari sini.''

''Kami akan bicara dengan Rahaf dan menuruti keinginannya karena dia susah payah untuk mendapatkan pertolongan. Kami tak akan mengirim siapa pun menuju ajalnya,'' lanjutnya.

Kasus yang sangat pelik ini akhirnya menyorot perhatian dunia, tak terkecuali Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB pun turun tangan dan memastikan perwakilannya menerima akses untuk berkomunikasi dengan Qunun, meski tak merinci secara detail tentang pertemuan mereka.

Ilustrasi perempuan sedih karena jadi korban selingkuh. (Unsplash/Riccardo Mion)
Ilustrasi perempuan sedih. (Unsplash/Riccardo Mion)

Rahaf mengaku jika dirinya pindah agama dari Islam. Di Arab Saudi, murtad mendapatkan hukuman berat, seperti dipancung. Itulah mengapa ia memutuskan untuk kabur dari keluarganya.

''Mereka akan membunuh saya karena saya kabur dan mengaku ateis. Saya tak bisa melakukannya,'' kata Rahaf seperti dikutip dari New York Times.

Itulah alasan Rahaf kabur dan mencari suaka di negara lain.

Berita Terkait

Berita Terkini