Lifestyle
Pria Tampan Lebih Sulit Dapat Kerja, Kok Bisa?
Wajah tampan tak selalu membawa keberuntungan.
Rima Sekarani Imamun Nissa | Yasinta Rahmawati
![Ilustrasi pria berkepala botak. (Pexels/Luis Quintero)](https://media.dewiku.com/thumbs/2019/06/18/99461-ilustrasi-pria-berkepala-botak-pexelsluis-quintero/745x489-img-99461-ilustrasi-pria-berkepala-botak-pexelsluis-quintero.jpg)
Dewiku.com - Memiliki paras cantik dan tampan tentu menjadi idaman banyak orang. Namun, belum lama ini sebuah studi mengungkap bahwa menjadi pria tampan ternyata tidak selamanya mudah.
Hasil studi yang dilakukan London Business School membuktikan, semakin tampan seorang pria, semakin besar risiko kariernya terancam.
Baca Juga
Dilansir dari Men's Health, London Business School berkolaborasi dengan peneliti dari University of Maryland mengumpulkan eksperimen dari empat kantor berbeda di wilayah Amerika Serikat dan Inggris.
Riset itu menunjukkan bahwa wajah tampan dianggap sebagai 'ancaman' bagi atasan pria. Oleh karenanya, itu akan berisiko mengurangi kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka.
Jadi ketika seorang pria akan memperkerjakan pria lainnya, keputusan mereka bakal bergantung pada seberapa menariknya kandidat tersebut dan jenis pekerjaannya.
![Ilustrasi perdana menteri paling tampan di dunia. (Unsplash/Heng Films)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/10/23/50373-ilustrasi-perdana-menteri-paling-tampan-di-dunia.jpg)
Disimpulkan, pria yang menarik kemungkinan besar akan ditolak untuk peran yang membutuhkan bakat individual, contohnya sales atau investment banking.
Mereka malah kemungkinan besar akan bekerja di posisi yang harus memperlihatkan performa tim.
"Dengan banyak perusahaan yang melibatkan karyawan dalam proses rekrutmen, poin penting ini harus diperhatikan," kata Prof Sun Young Lee selaku ketua peneliti dari University of Maryland.
![Ilustrasi pria mengambil gambar selfie (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/03/07/o_1ad7ka0s315k41t8210to1fuh1muka.jpg)
"Kesadaran bahwa perekrutan dipengaruhi oleh hubungan kerja potensial dan kecenderungan stereotip bisa membantu organisasi meningkatkan proses seleksi mereka," tutur dia lagi.
Bagaimana menurutmu? Ada yang merasa susah dapat kerja karena termasuk golongan pria tampan?