Lifestyle
Jangan Mau Jadi Korban! Ini 5 Tanda Pasanganmu Melakukan Kekerasan Verbal
Beda dengan kekerasan fisik, banyak yang tidak sadar jika mereka menjadi korban kekerasan verbal.
Rima Sekarani Imamun Nissa | Amertiya Saraswati
![Ilustrasi pasangan bertengkar karena masalah keuangan. (Shutterstock)](https://media.dewiku.com/thumbs/2020/07/11/55679-ilustrasi-pasangan-bertengkar-karena-masalah-keuangan-shutterstock/745x489-img-55679-ilustrasi-pasangan-bertengkar-karena-masalah-keuangan-shutterstock.jpg)
Dewiku.com - Hubungan asmara yang baik seharusnya bisa membuat mereka yang menjalaninya merasa nyaman dan aman. Tidak hanya itu, kamu pun jauh dari aksi kekerasan fisik maupun kekerasan verbal.
Sayangnya, mayoritas kekerasan verbal jauh lebih sulit dideteksi dibandingkan kekerasan fisik. Banyak pula yang tak sadar jika mereka adalah korban.
Baca Juga
Telanjur Suka, Remaja Ini Galau karena Bercinta dengan Ibu Sahabatnya
Jalani Persalinan, Ibu Ini Syok Selingkuhan Suaminya Juga Melahirkan
Cuma Muncul Sekali Seumur Hidup, Pria Ini Lamar Pacar di Bawah Komet Langka
Sudah Mantap, 5 Tanda Pasangan Siap Berkomitmen dalam Hubungan Asmara
Dendam Banget, Pria Ini Ngotot Ingin Tahu Selingkuhan Istrinya 7 Tahun Lalu
20 Tahun Jadi Selingkuhan Suami Orang, Curhatan Wanita Ini Bikin Geregetan
Aksi kekerasan verbal juga dapat membawa dampak buruk terhadap kesehatan mental seseorang. Melansir Your Tango, 1 dari 4 remaja perempuan melaporkan jika mereka mengalami kekerasan verbal dalam hubungan asmara.
Selama ini, seseorang cenderung tak yakin bahwa mereka adalah korban kekerasan verbal. Wajar, kekerasan verbal tidak membawa dampak fisik yang dapat terlihat jelas.
Sebelum terjebak dalam hubungan tidak sehat, simak 5 tanda bahwa pasanganmu kerap melakukan kekerasan verbal berikut.
![Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/23/76084-ilustrasi-pasangan-bertengkar-shutterstock.jpg)
1. Kamu selalu berpikir sebelum berbicara dengannya
Tak ada yang salah dengan berpikir sebelum berbicara. Namun, lain halnya kalau kamu takut mengatakan hal yang salah atau takut dimarahi pasangan.
Biasanya, rasa takut ini muncul kalau pasanganmu sering memberikan nama panggilan yang merendahkan atau mengejek.
2. Kamu tidak ingat kapan terakhir kali bersenang-senang
Teman-temanmu yang lain sibuk melewatkan waktu dengan bahagia. Namun, ketika giliran ditanya, kamu tidak bisa ingat kapan terakhir kali bersenang-senang.
Sebaliknya, kamu cuma ingat momen-momen buruk seperti pertengkaran, perkelahian, atau mendengarnya berteriak padamu. Kamu juga takut bahagia karena berpotensi membuatnya marah.
![Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/23/41835-ilustrasi-pasangan-bertengkar-shutterstock.jpg)
3. Kata-katamu selalu dipelintir
Pasangan yang kerap melakukan kekerasan verbal jago dalam memutarbalikkan kata-kata. Ketika kamu menyalahkan dirinya, dia akan balik memanipulasi agar kamu merasa bersalah.
Akibatnya, kamu tak bisa memulai percakapan yang sehat. Apa pun yang terjadi, kata-katamu selalu dipelintir supaya menguntungkannya.
4. Intuisimu mengatakan ada sesuatu yang salah
Jangan meragukan intuisimu. Kalau kehadirannya memang membuatmu takut atau ingin kabur, kamu harus waspada.
Bisa jadi, kamu telah menjadi korban kekerasan verbal tapi tidak sadar karena sudah dimanipulasi.
5. Dia bersikap pasif-agresif
Terakhir, hati-hati jika dia kerap bersikap pasif-agresif. Waspadai pula pasangan yang sering memakai alasan bahwa dia "cuma bercanda".
Kebiasaan itu dilakukan untuk membuatmu kehilangan rasa percaya diri. Seiring berjalannya waktu, kamu bakal merasa bahwa kata-kata pasanganmu benar dan kamu adalah pihak yang salah.