Lifestyle
7 Tanda Pernikahan Terancam Kandas, Rawan Gugatan Cerai
Menurut Anda, pernikahan bukan lagi sesuatu yang membahagiakan sehingga mungkin akan lebih baik jika diakhiri saja.
Rima Sekarani Imamun Nissa
![Ilustrasi perceraian. (Pixabay/Free-Photos)](https://media.dewiku.com/thumbs/2018/11/05/15657-ilustrasi-perceraian-pixabayfree-photos/745x489-img-15657-ilustrasi-perceraian-pixabayfree-photos.jpg)
Dewiku.com - Banyak orang mengucapkan janji suci pernikahan karena saling mencintai. Namun seiring berjalan waktu, perasaan itu mungkin saja tak lagi sama hingga pasangan suami-istri memutuskan berpisah.
Melansir Yourtango, pengacara perceraian Bruce Provda serta terapis pernikahan dan keluarga Olga Bloch mengungkapkan beberapa tanda bahwa seseorang mungkin bakal bercerai dari pasangannya.
Baca Juga
Pasangan Influencer Bikin Giveaway Kontroversial, Hadiahnya Donor Sperma!
Curi Perhatian, Ini Identitas Model Jepang yang Pede Pamer Bulu Ketiak
Teman Menikah saat Pandemi? Ini Tips agar Tetap Aman Hadiri Kondangan
Viral Tutorial Membuat Tas Tangan Mewah, Cuma dari Wadah Kacamata!
Inspiratif, Wanita Ini Ternyata Hobi Beli Tas Mewah untuk Masa Depan
Lawan Kebotakan, Ternyata Ini Manfaat Jus Jahe untuk Perawatan Rambut
Anda memikirkan kehidupan seorang lajang
Banyak orang kadang melihat pasangannya dan berpikir, "Aku seharusnya bisa nongkrong sekarang."
![7 Tanda Pernikahan Terancam Kandas, Rawan Gugatan Cerai - 1](https://media.suara.com/pictures/653x366/2016/08/03/o_1ap7mo3sppla1u4q27goob1i30a.jpg)
Namun, Provda mengatakan, ada perbedaan antara mengenang kehidupan sebelum menikah dan membayangkan betapa hidup bakal jauh lebih baik seandainya terjadi perceraian.
Masa sulit lebih menyedot perhatianmu ketimbang momen bahagia selama pernikahan
Provda mengatakan, "Saat klien meminta nasihat kepada saya tentang hubungan mereka yang bermasalah, saya bertanya, 'Apakah Anda mengingat lebih banyak kenangan buruk daripada kenangan indah?' Kalau jawabannya iya, Anda dalam bahaya."
Menurut Provda, setiap pernikahan tentu memiliki masalah masing-masing. Namun, berbeda jika hanya hal buruk saja yang Anda ingat.
Ketika melihat kembali hubungan dengan pasangan, bisa jadi pertanda bahaya jika Anda berpikir, "Sial! Aku tak ingat pernah bahagia!"
Ada konflik yang tidak pernah benar-benar terselesaikan
Wajar jika pasangan sesekali atau sering bertengkar. Namun, masalah yang lebih parah datang saat pertengkaran berulang dan kedua pihak putus asa serta tidak ada yang berubah.
Menurut Bloch, jika ada konflik yang tidak kunjung menemukan jalan tengah atau solusi sehingga memperparah sakit hati, perceraian mungkin akan dianggap sebagai cara terbaik untuk mengatasinya.
Anda tidak atau berhenti berbicara dengan pasangan
Kalau tak ada lagi komunikasi, jelas ini merupakan tanda hubungan tidak sehat. Bloch menyarankan pasangan membicarakan lebih dari sekadar urusan sehari-hari tentang apa yang terjadi di rumah, kondisi anak, atau tanggung jawab dasar. Tetapkan saling berbagi tentang lebih banyak hal agar cinta tidak padam
Anda mengabaikan perasaan pasangan Anda
![Ilustrasi pasangan bertengkar. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/07/23/76084-ilustrasi-pasangan-bertengkar-shutterstock.jpg)
Hal terburuk dalam sebuah hubungan adalah memperlakukan pasangan seolah perasaannya sama sekali tidak penting bagi Anda. Bahkan jika Anda tidak setuju dengannya, setidaknya dengarkan dia.
"Kalau Anda mendapati diri Anda terlalu defensif dan meremehkan perasaan pasangan, Anda berisiko tinggi untuk bercerai," tegas Prodva. "Ini adalah ciuman kematian untuk sebuah pernikahan."
Anda merasa berjuang sendiri
Ketika pernikahan bermasalah, Anda dan pasangan perlu sama-sama menyingsingkan lengan dan menyelesaikan masalah tersebut.
Kalau Anda merasa dia tak tertarik untuk melakukan apapun sehingga merasa cuma berjuang sendiri, perceraian bisa jadi sudah dekat.
Anda tidak dapat menjadi diri sendiri
Jika Anda tidak bisa menjadi diri sendiri, mengapa harus terus bersamanya? Sungguh melelahkan untuk berpura-pura menjadi seseorang yang bukan Anda.
Bloch menjelaskan, kondisinya lebih buruk kalau seseorang merasa tak bisa menjadi diri sendiri karena takut mengecewakan pasangan atau memulai pertengkaran lain.
Anda merasa sengsara karena terus berubah demi membikin orang lain bahagia sehingga lama-lama berpikir kalau perceraian terdengar lebih baik.