Lifestyle
Seberapa Efektif Suplemen Penurun Berat Badan? Simak Penjelasan Berikut
Benarkah suplemen penurun berat badan bekerja efektif? Begini temuan peneliti
Rima Sekarani Imamun Nissa
![Ilustrasi suplemen diet. (Unsplash/Thought Catalog)](https://media.dewiku.com/thumbs/2018/10/17/58434-ilustrasi-suplemen-diet-unsplashthought-catalog/745x489-img-58434-ilustrasi-suplemen-diet-unsplashthought-catalog.jpg)
Dewiku.com - Selain mengatur pola makan dan olahraga, beberapa orang juga mengonsums suplemen khusus untuk membantu menurunkan berat badan. Suplemen penurun berat badan tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari pil, permen karet, bubuk, hingga teh.
Mereka kerapg dipromosikan sebagai penurun berat badan yang cepat dan mudah. Biasanya, tanpa harus hanya mengandalkan pola makan seimbang atau berolahraga secara teratur.
Baca Juga
Kisah Pasangan Minta Donasi Bayi Tabung saat Nikah, Kini Sudah Punya Anak
Ramalan Zodiak 27 Juni 2021: Bikin Bingung, Sagitarius Jangan Diam Saja
Curhat Wanita yang Menikah dengan Lumba-Lumba: Dia Suamiku Satu-satunya
Kisah Pria 41 Tahun Tinggal di Hutan, Seumur Hidup Tak Bertemu Wanita
Sering Keterusan Asyik Scrolling Media Sosial? Ternyata Ini Penyebabnya
Suaminya Jadi Kapolres Gowa, Begini Gaya Anggun Uut Permatasari Sekarang
Namun, ada perdebatan soal apakah suplemen penurun berat badan bekerja sesuai yang dijanjikan.
Sebuah studi komprehensif baru yang diterbitkan dalam jurnal Obesity pada 23 Juni kemarin, telah menemukan bahwa suplemen makanan tak menghasilkan penurunan berat badan yang dramatis seperti yang mereka klaim.
Melansir Healthline, dalam studi ini, para peneliti meninjau 315 uji klinis suplemen penurun berat badan dan terapi alternatif yang ada sebagai bagian dari penelitian. Mereka menemukan sebagian besar studi bias.
Cuma 16 studi yang berhasil menunjukkan penurunan berat badan pada partisipan, mulai dari kurang dari 1 kg hingga 5 kg. Penurunan berat badan juga tak konsisten di antara peserta penelitian.
![Ilustrasi berat badan. (sumber: Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/original/2014/03/19/shutterstock_172251923.jpg)
Para peneliti meninjau 12 bahan, yakni kalsium dan vitamin D, kitosan, coklat/kakao, kromium, ephedra atau kafein, garcinia dan/atau hidroksisitrat, teh hijau, guar gum, asam linoleat terkonjugasi (CLA), faseolus, fenilpropilamina, hingga piruvat.
Sharon Zarabi , RD, direktur program di Northwell Health's Katz Institute untuk Women's Health di New York City dan Westchester, menyebut bahwa hasil penelitian itu tidak mengejutkan.
"Obesitas merupakan penyakit yang sangat kompleks dan tak akan pernah ada pil ajaib untuk menyembuhkannya," ujar dia.
Zarabi lalu mengungkapkan bahwa mengubah gaya hidup adalah kemungkinan satu-satunya cara untuk mengelola berat badan.
"Mengonsumsi pil kakao atau suplemen ginseng tak bakal pernah berhasil jika Anda tidak mengubah gaya hidup karena tubuh selalu menahan Anda dari penurunan berat badan, dan Anda mesti menjadi peserta aktif dalam hidup sehat untuk mempertahankannya, bahkan prosedur pembedahan jika diperlukan," kata dia menjelaskan. (*Yasinta Rahmawati)