Lifestyle
Jangan Lebay Mencintai Diri Sendiri, Malah Bisa Terjebak Toxic Self Love
Mencintai diri sendiri memang penting, tapi sebaiknya tidak perlu sampai berlebihan.
Rima Sekarani Imamun Nissa
![Ilustrasi perempuan tertawa. (Unsplash/Tyler Nix)](https://media.dewiku.com/thumbs/2019/05/17/18984-ilustrasi-perempuan-tertawa-unsplashtyler-nix/745x489-img-18984-ilustrasi-perempuan-tertawa-unsplashtyler-nix.jpg)
Dewiku.com - Tentu memang sudah semestinya kita mencintai diri sendiri. Itu kita menghargai diri sendiri dan bisa membantu meningkatkan kepercayaan diri.
Meski begitu, kamu sebaiknya tetap hati-hati. Jangan sampai berlebihan mencintai diri sendiri. Jika sampai jadi terlalu membanggakan diri sendiri, itu malah bisa disebut sebagai toxic self love.
Baca Juga
Arti Mimpi Kelelawar, Bisa Jadi Tanda Bakal Kewalahan dan Lelah Akut
GEUT BY DR.T, Rangkaian Kebaikan Antioksidan Kreasi Pasangan Dokter Ternama
Kenal di Tinder, Wanita Ini Syok Pasangannya Bawa Abu Kremasi saat Kencan
Nggak Sulit, kok! Berikut 5 Langkah Hair Spa di Rumah
5 Manfaat Daun Mint untuk Perawatan Kulit, Salah Satunya Atasi Mata Panda
Warna Lipstik Terbaik sesuai Zodiak, Kamu Paling Cocok Pakai yang Mana?
"Toxic self love ini, bisa berujung pada munculnya narsistik," ungkap Psikiater sekaligus Dokter Spesialis Jiwa dr. Elvine Gunawan, Sp. KJ, dalam acara Manage Your Trauma and Build Your Best Relationship, Minggu (8/8/2021) kemarin.
Kalau sudah berujung narsistik, umumnya seseorang menjadi egois. Ia tak mau lagi dikoresi dan selalu merasa paling benar sendiri.
![Ilustrasi perempuan tertawa. (Unsplash/Priscilla Du Preez)](https://media.dewiku.com/thumbs/2019/05/17/24201-ilustrasi-perempuan-tertawa-unsplashpriscilla-du-preez/745x489-img-24201-ilustrasi-perempuan-tertawa-unsplashpriscilla-du-preez.jpg)
Mencintai diri sendiri secara berlebihan juga dapat mengakibatkan seseorang tak tahan kritik. Mereka tidak mau dikoreksi, karena merasa benar sendiri.
Dr. Elvine lalu memberi saran agar kita terhindar dari kondisi mencintai diri sendiri secara berlebihan. Salah satunya adalah menulis jurnal secara konsisten.
"Tuliskan beberapa pendapat dari orang lain, mulai dari yang sukai hingga tidak suka. Misal, kalau kata temen kita ngeselin, susah diajak ngobrol, sulit dikasih tahu, itu berarti ada yang salah dari kita. Tidak apa-apa untuk mendengar pendapat dari orang lain, tapi jangan internalisasi semua pendapat orang lain," terang dr. Elvine.
Dengan mendengar pendapat dan saran dari orang lain, menurut dr. Elvine, kita akan bisa mengoreksi diri sendiri. (*Aflaha Rizal Bahtiar)