Lifestyle
Menggunakan Bra Kawat Bisa Memicu Kanker, Mitos atau Fakta?
Benarkah mengenakan bra kawat bisa memicu kanker? Seperti ini faktanya.
Rima Sekarani Imamun Nissa
![Ilustrasi koleksi pakaian dalam bra. (Pixabay/Andreas Lischka)](https://media.dewiku.com/thumbs/2019/05/15/70868-ilustrasi-koleksi-pakaian-dalam-bra-pixabayandreas-lischka/745x489-img-70868-ilustrasi-koleksi-pakaian-dalam-bra-pixabayandreas-lischka.jpg)
Dewiku.com - Selama ini, sering kita dengar bahwa penggunaan bra kawat bisa memicu kanker payudara. Hal ini berasal dari teori jika bra kawat mungkin menghalangi aliran cairan kelenjar getah bening. Gara-gara kondisi itu, racun disebut tidak keluar dengan maksimal dan menumpuk, sehingga menyebabkan kanker.
Teori tersebut terdengar cukup masuk akal. Walau begitu, mari kita memahami dulu bagaimana sistem limfatik bekerja sebelum meyakini desas-desus tersebut.
Baca Juga
Isyana Hobi Beli Piyama dan Pakaian Dalam selama Pandemi, Ini Alasannya
Kisah Ibu 62 Tahun Hamil Lagi Padahal Sudah Menopause: Ini Keajaiban!
Wanita Ini Minta Penjelasan karena Kena Ghosting, Responsnya Mengejutkan
Dirias MUA Pilihan Ibu RT, Hasil Makeup Pengantin Ini Jadi Sorotan Warganet
Jadi Donor Sperma untuk Mantan, Pria Ini Punya Anak dari 3 Wanita Berbeda
Wanita Ini Buat Kontrak Pacaran 17 Halaman, Diklaim Bikin Hubungan Langgeng
Dilansir dari Livestrong, kata Deanna Attai, MD, profesor klinis bedah dan anggota UCLA Jonsson Comprehensive Cancer Center, mengatakan sistem limfatik terdiri dari pembuluh limfatik (yang mirip dengan pembuluh darah) cairan limfatik, dan kelenjar getah bening.
"Cairan limfatik bersirkulasi melalui pembuluh limfatik dan kaya akan sel kekebalan yang dikenal sebagai limfosit, yang penting dalam respons tubuh terhadap bakteri dan virus. Kelenjar getah bening, yang ada di seluruh tubuh, berfungsi sebagai filter untuk cairan limfatik," papar dia.
Sistem limfatik juga berfungsi untuk mempertahankan kadar cairan dalam tubuh dan mengangkut nutrisi dari usus ke aliran darah.
![Ilustrasi bra. (Shutterstock)](https://media.suara.com/pictures/original/2014/12/18/o_199ehn8uu13dpt5o1c4s15o718q6a.jpg)
"Saluran limfatik juga tempat tubuh membuang bakteri, virus, dan bahkan sel kanker," ucap Marisa Weiss, MD, pendiri dan kepala petugas medis Breastcancer.org.
Kelenjar getah bening di ketiak yang akan menyaring 'sampah' ini. Lalu, sistem kekebalan akan menyerang apa pun di kelenjar getah bening yang tak semestinya ada di sana.
Dengan demikian, apakah penggunaan bra kawat yang kaku dan ketat akan menghalangi aliran cairan kelenjar getah bening?
Untungnya, wanita bisa bernapas lega. Faktanya, cairan limfatik tetap beredar, bahkan saat kamu mengenakan pakaian yang memberi tekanan pada saluran limfatik.
Bahkan, sebuah studi September 2014 di Cancer Epidemiology, Biomarkers and Prevention menetapkan bahwa tak ada aspek pemakaian bra (termasuk ukuran cup, jumlah jam per hari dipakai, dan jenis bra yang dipakai) yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
![Ilustrasi pakaian dalam bra. (Pixabay/Andreas Lischka)](https://media.dewiku.com/thumbs/2019/05/15/19461-ilustrasi-pakaian-dalam-bra-pixabayandreas-lischka/745x489-img-19461-ilustrasi-pakaian-dalam-bra-pixabayandreas-lischka.jpg)
"Tak ada bukti ilmiah bahwa bra berkawat menyebabkan kanker," tutur Dr. Attai. "Jika seorang wanita merasa nyaman dengan bra berkawat, saya tidak menyadari ada kerugiannya."
Namun jika seorang wanita baru saja melahirkan dan menyusui, sebaiknya hindari penggunaan bra kawat untuk sementara waktu. Hal itu karena payudara banyak berubah saat memproduksi ASI sehingga seringkali kawat bra dapat bergeser dan berada di jaringan payudara alih-alih menopangnya.
"Rekomendasi saya adalah tidak memakai bra dengan kawat di bawah karena bisa memberikan tekanan yang signifikan pada saluran susu dan menyebabkan penyumbatan, yang dapat menyebabkan mastitis," kata Mary Lou Judas, IBCLC, perawat terdaftar dan konsultan laktasi di Dartmouth-Hitchcock Medical Center.
Hal tersebut pada gilirannya dapat mengurangi suplai susu. Di sisi lain, mastitis juga bisa menyebabkan rasa sakit, bengkak, gejala seperti flu, hingga kemungkinan infeksi. (*Yasinta Rahmawati)