Lifestyle
Calon Istri Dianggap Tak Beretika karena Kidal, Pengantin Pria Ini Nyaris Batalkan Pernikahan
Pengantin pria tersebut syok saat melihat istri makan dengan tangan kiri.
Amertiya Saraswati
Dewiku.com - Ada banyak hal yang perlu dipikirkan sebelum memutuskan menggelar pernikahan. Salah satunya, seseorang harus bisa menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.
Meski begitu, lain halnya dengan yang terjadi pada pasangan pengantin asal India ini. Pernikahan keduanya nyaris batal.
Baca Juga
Simpel Banget! Viral Wanita Bagikan Tips Rambut Lembut dan Berkilau Pakai Kaos Kaki
Duh! Minta Tolong Pacar Belikan Alat Makeup, Wanita Ini Malah Kaget Lihat Hasilnya
Meluncurkan Platform Video Clickmov, Arkadia Digital Media Siapkan Monetisasi Baru
Kenalan dengan SymWhite 377, Pesaing Baru Kojic Acid, Niacinamide, dan Arbutin yang Bisa Membuat Kulit Cerah Maksimal
Mengandung Brightening Glycolic Acid, Serum Ini Bantu Menyamarkan Noda Hitam dalam 4 Minggu
Hadapi Arus Informasi di Era Digital, Ini yang Bisa Dilakukan Ibu Muda agar Tidak Stres
Melansir Geo.tv, seorang pengantin pria dari Dandeli, Karnataka tersebut menjadi sorotan setelah menolak untuk menikah karena kondisi calon istri.
Rupanya, calon istri pria tersebut kidal. Saat sedang makan bersama, pria ini syok melihat istri menggunakan tangan kiri.
Di India sendiri, makan dengan tangan kiri dianggap sebagai sesuatu yang tidak beretika dan tidak sopan untuk dilakukan.
Pasangan ini seharusnya menikah di sebuah kuil di Dandeli. Namun, pria ini sempat ingin membatalkan pernikahan.
Keputusan pria tersebut bahkan juga didukung oleh orangtuanya. Bagi mereka, makan dengan tangan kiri bukanlah sesuatu yang bisa diterima.
Akibatnya, orangtua mempelai perempuan pun ikut panik. Mereka lantas meminta agar masalah ini didiskusikan lebih dulu.
Menurut penjelasan orangtua pengantin wanita, anak mereka memang memiliki disabilitas dan tidak bisa menggunakan tangan kanan untuk makan.
Pengantin pria pun akhirnya menerima alasan tersebut. Di sisi lain, keluarga pengantin pria tetap menentang dan ingin membatalkan pernikahan.
Untuk mengatasinya, polisi pun berujung dipanggil ke acara pernikahan tersebut. Saat itu, polisi diminta untuk meyakinkan keluarga pengantin pria.
Pada akhirnya, pasangan pengantin dan keluarga mereka pun setuju untuk dibawa ke pusat konseling. Keluarga pengantin pria juga diminta untuk tidak bersikap berlebihan dan merusak hidup mempelai wanita.
Pasca konsultasi, keluarga pengantin pria pun akhirnya ikut setuju. Pada akhirnya, pasangan suami-istri ini pun berakhir menjalankan pernikahan seperti rencana semula.