Lifestyle
Orang Indonesia Lebih Suka Traveling Fleksibel, Tenyata Ini Alasannya
Apa yang membuat masyarakat Indonesia lebih senang traveling yang polanya fleksibel?
Rima Sekarani Imamun Nissa
![Ilustrasi perempuan mengenakan tas ransel saat liburan (Freepik/jcomp)](https://media.dewiku.com/thumbs/2023/12/20/31867-ilustrasi-perempuan-mengenakan-tas-ransel-saat-liburan-freepikjcomp/745x489-img-31867-ilustrasi-perempuan-mengenakan-tas-ransel-saat-liburan-freepikjcomp.jpg)
Dewiku.com - Masyarakat Indonesia ternyat lebih suka tipe traveling yang fleksibel dibanding mengikuti paket tur. Ini berkat berbagai kemudahan yang membuat wisatawan bisa menangani perjalanannya secara mandiri.
Studi Global Travel Intentions (GTI) 2023 Visa terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat senang memegang kendali dan kemandirian dalam bepergian. Fleksibilitas, kenyamanan, dan keamanan adalah faktor terus dicari oleh para wisatawan.
Baca Juga
5 Sepatu Mewah Thariq Halilintar, Harganya Termurah Rp14 Juta
5 Cara Meningkatkan Percaya Diri, Berani Tampil Apa Adanya
5 Manfaat Hidup Hemat, Bukan Cuma Bikin Keuangan Stabil
Nggak Cuma Raih Peluang Bisnis, Peserta juga Bisa Ketemu Jodoh di Single Chinese Gathering 2023
Optimalkan Pemasaran Digital UMKM Perikanan, Ini Langkah yang Bisa Dilakukan
Berdasarkan hasil studi, sebanyak 84% wisatawan lebih memilih perjalanan yang sepenuhnya mandiri atau semimandiri daripada mengikuti paket tur. Selain itu, 46% wisatawan bahkan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi supaya lebih bebas mengakomodasi perubahan dalam rencana perjalanan mereka.
Ada banyak hal yang membuat orang Indonesia termotivasi bepergian di dalam dan ke luar negeri. Kebanyakan karena ingin bersantai (58%), kemudian banyak pula yang ingin menjelajahi hal baru (45%) dan berbelanja (38%).
"Kalau dulu kita mau ke luar negeri, effort-nya banyak banget. Harus tukar uang dulu. Sekarang sudah jauh lebih praktis, terutama sistem pembayaran yang jauh lebih mudah," ucap Travel Influencer, Marischka Prudence, dilansir dari Suara.com.
Hal ini sejalan dengan temuan Studi GTI 2023 Visa bahwa wisatawan cenderung memesan tiket dan akomodasi secara daring dalam merencanakan perjalanan. Kebanyakan dilakukan menggunakan kartu (42%) dan dompet digital (32%).
"Di banyak negara, sekarang hampir tidak perlu tukar dengan mata uang negara tersebut kalau kita punya kartu Visa contactless. Misalnya Singapura, penggunaan pembayaran dengan kartu contactless sudah sangat luas, mulai dari food court sampai MRT, bisa tinggal tap," tutur Marischka.
Sudah merasakan kemudahan menggunakan pembayaran contactless, Marischka pun berharap adaptasi pembayaran kartu contactless di Indonesia bisa semakin luas.
Sementara itu, Presiden Direktur Visa Indonesia, Riko Abdurrahman, memaparkan, "Visa optimis bahwa pariwisata akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi yang vital, terutama menjelang musim liburan akhir tahun. Visa memfasilitasi aktivitas belanja lintas negara yang aman dan nyaman, baik bagi wisatawan asing yang datang dan berbelanja di berbagai landmark lokal yang menarik, maupun bagi masyarakat Indonesia yang bepergian di dalam maupun ke luar negeri."
Menurutnya, acceptance pembayaran contactless di negara-negara Asia Pasifik seperti Singapura dan Australia sudah hampir 100%. Secara global sendiri, acceptance contactless telah mencapai lebih dari 50%.
"Metode contactless ini memang sangat nyaman digunakan selain untuk bertransaksi juga untuk transportasi. Metode Visa contactless sudah diterima untuk pembayaran transit di lebih dari 150 kota. Tahun lalu, kita sudah mencapai 1 miliar transaksi untuk transportasi, seperti di MRT," tandasnya.