Lifestyle

Prilly Latuconsina Tak Benarkan White Lies, Apa Itu?

Menurut Prilly Latuconsina, bohong tetaplah bohong.

Rima Sekarani Imamun Nissa

Prilly Latuconsina (Instagram/prillylatuconsina96)
Prilly Latuconsina (Instagram/prillylatuconsina96)

Dewiku.com - Banyak orang tidak suka dibohongi. Namun, ada pula yang menganggap white lies atau kebohongan putih adalah pengecualian.

Bicara soal white lies, Prilly Latuconsina secara tegas mengatakan tidak menyukainya, terutama dalam konteks hubungan asmara.

"I hate white lies," ungkapnya, dikutip dari tayangan YouTube Domani Siblings.

Menurut pemain film "Budi Pekerti" itu, apa pun bentuk kebohonganya, bisa memicu masalah saat terbongkar di kemudian hari. White lies pun memengaruhi kepercayaannya pada pasangan.

"Aku nggak suka white lies karena menurut aku bohong tetap bohong dan di kemudian hari tetap akan terkuak dan aku akan mempertanyakan kenapa pada saat itu bohong," ujar Prilly menerangkan alasannya benci white lies.

Bagi Prilly Latuconsina, dia lebih memilih mendengar kebenaran walau hal itu terasa pahit dan membuatnya sedih. Dengan begitu, Prilly jadi lebih tahu bagaimana harus menghadapinya.

"Aku mending dikasih kenyataan pahit, so I can handle it better," tegasnya.

Apa Itu White Lies?

Melansir Suara.com, white lies dapat diartikan berbohong demi kebaikan. Istilah ini merujuk pada seseorang yang berbohong sebagai upaya menghindari konfrontasi, konflik, atau melindungi diri.

White lies umum terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang bahkan tanpa sadar pernah melakukannya, tetapi tidak tahu bahwa itu merupakan bentuk kebohongan yang mutlak.

Dalam kehidupan asmara, white lies umumnya terjadi karena adanya keinginan untuk menjaga keharmonisan dan kelanggengan hubungan dengan pasangan.

Dampak white lies, entah baik atau buruk, sering kali bergantung pada situasinya. Namun, seperti yang diungkapkan Prilly Latuconsina, white lies berpotensi memicu konflik dan masalah yang mungkin lebih parah di kemudian hari. Ini karena kebohongan pada dasarnya bisa menimbukan ketidakpercayaan antar individu.

Berita Terkait

Berita Terkini