Ragam
Self-Sabotage: Saat Diri Sendiri Jadi Penghambat Kesuksesan
Perilaku sabotase diri dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti menunda-nunda, perfeksionisme, atau menghindari tanggung jawab.
Vania Rossa

Dewiku.com - Pernahkah kamu merasa sudah berusaha keras, tetapi selalu gagal mencapai tujuan? Atau mungkin kamu sering menunda-nunda pekerjaan penting hingga akhirnya menyesal? Jika ya, kamu mungkin mengalami self-sabotage.
Apa Itu Self-Sabotage?
Baca Juga
Lagu "Bayar Bayar" Sukatani Dipermasalahkan: Pembungkaman Seni dan Ekspresi?
Lonjakan Islamofobia di Britania Raya: Ancaman Bagi Masyarakat Multikultural?
Carmen Resmi Debut di Korea, Banggakan Indonesia Lewat Girl Group Hearts2Hearts
Tren "Ani-Ani": Demi Gaya Hidup Glamor atau Jerat Eksploitasi?
Kenalan Sama Danantara: Jagoan Investasi atau Bom Waktu?
Rekomendasi Tempat Buka Puasa 2025: Quba Ramadan Pop-Up Resto Hadirkan 70 Menu Istimewa
Self-sabotage adalah perilaku atau pola pikir yang secara tidak sadar menghambat kemajuan atau kesuksesan diri sendiri. Ini terjadi ketika kita memiliki keyakinan negatif tentang diri sendiri atau takut akan kesuksesan, sehingga kita melakukan tindakan-tindakan yang merusak diri sendiri.
Perilaku sabotase diri dapat muncul dalam berbagai bentuk, seperti menunda-nunda, perfeksionisme, atau menghindari tanggung jawab.
Menurut Michael Swerdloff, seorang konselor holistik, membandingkan diri dengan orang lain adalah salah satu bentuk self-sabotage yang umum terjadi.
"Membandingkan diri kita dengan orang lain dengan cara ini adalah bentuk lain dari self-sabotage,” ujarnya.
Selain itu, self-sabotage juga sering kali dipicu oleh ketakutan akan kegagalan atau bahkan ketakutan terhadap kesuksesan itu sendiri.
Melansir dari Psychology Today, salah satu cara untuk mengenali perilaku self-sabotage adalah dengan meningkatkan kesadaran terhadap pikiran dan perasaan yang muncul sebelum melakukan tindakan tertentu.
Cobalah identifikasi setiap kali kamu merasakan emosi yang mengganggu. Tanyakan pada diri sendiri, apa yang kamu pikirkan sebelum emosi itu muncul?
Melakukan latihan ini secara teratur dapat membantu mengidentifikasi pola dan pemicu yang menyebabkan kalian menyabotase diri sendiri.
Cara Mengatasi Self-Sabotage
Menghentikan perilaku sabotase diri membutuhkan kesadaran, latihan, dan konsistensi.
Melalui akun TikTok pribadinya, Christine A., M.Psi., Psikolog seorang Psikolog Klinis Peduli Relasimu, memberikan beberapa langkah praktis untuk mengatasinya:
- Niat, sadari bahwa self-sabotage adalah kebiasaan yang bisa diubah dengan niat yang kuat dan latihan terus-menerus.
- Identifikasi pattern, kenali di bagian mana kalian cenderung melakukan sabotase diri.
- Buat tabel untung-rugi, tuliskan keuntungan dan kerugian dari tindakan self-sabotage yang kalian lakukan.
- Lakukan perilaku sebaliknya, jika biasanya kalian menunda pekerjaan karena takut gagal, coba lakukan tindakan kecil yang berlawanan, seperti menyelesaikan tugas lebih awal.
- Konsistensi adalah kunci, perubahan tidak terjadi dalam semalam dibutuhkan ketekunan dan kesabaran untuk membangun kebiasaan yang lebih sehat.
Dengan memahami penyebab dan cara mengatasi self-sabotage, kalian dapat mulai membangun kebiasaan yang lebih produktif dan mendukung pencapaian tujuan pribadi.
Self-sabotage adalah musuh yang tak terlihat yang dapat menghambat kesuksesan dan kebahagiaan kita. Dengan mengenali pola self-sabotage dan mengambil langkah-langkah untuk mengatasinya, kita dapat membebaskan diri dari belenggu ini dan mencapai potensi penuh kita.
(Mauri Pertiwi)