Ragam
Self Development Kian Diminati, Jalan Ninja Menjadi Versi Terbaik Diri Sendiri
Banyak orang menyadari bahwa untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, mereka perlu terus belajar dan mengembangkan diri.
Vania Rossa

Dewiku.com - Di era yang serba cepat dan penuh persaingan ini, self development atau pengembangan diri menjadi semakin penting. Banyak orang menyadari bahwa untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan, mereka perlu terus belajar dan mengembangkan diri.
Self development kian diminati bukannya tanpa alasan. Misalnya saja, saat ini semakin banyak orang yang menyadari bahwa mereka memiliki potensi yang belum tergali sepenuhnya, sehingga memilih untuk menggali potensi tersebut.
Baca Juga
Afirmasi Positif: Kunci Percaya Diri Menjalani Peran Sebagai Ibu Muda
Antara Tradisi dan Kontroversi, Ada Konsekuensi Kesehatan di Balik Praktik Sunat Perempuan
Overachieving Daughter Syndrome: Susahnya Jadi Anak Perempuan Idaman
Perjuangan Kesetaraan Gender: Masih Banyak Tantangan di Indonesia!
Buka Puasa Mewah All You Can Eat Rasa Dunia Cuma Rp425 Ribu di The Sultan Hotel!
Main Character Syndrome, Ketika Perempuan Merasa Jadi Pusat Semesta
Selain itu, adanya keinginan untuk terus belajar, berkembang, dan menjadi lebih baik dari waktu ke waktu juga diyakini menjadi alasan mengapa orang berlomba-lomba melakukan self development.
Dan menariknya, tak hanya para generasi Z (gen Z), bahkan para milenial pun yang masih berada di usia produktif, menyadari pentingnya self development. Ini adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas diri, baik secara pribadi maupun profesional.
Pengembangan diri bisa dilakukan dengan meng-upgrade baik hard skill maupun soft skill, serta dapat dilakukan secara mandiri atau dengan bantuan orang lain. Contohnya menerapkan pola hidup sehat, ikut kursus, atau kerja sambilan.
Alasan Self Development Kian Diminati
Sebuah survei yang dilakukan Jakpat kepada gen Z dan milenial menunjukkan bahwa kebanyakan responden mengaku tertarik dengan self development, di mana 55% berencana melakukan kegiatan pengembangan diri dan 32% sedang melakukannya.
Sisanya, 13% tidak tertarik dengan topik ini. Tiga dari 5 orang menyatakan tertarik melakukan aktivitas pengembangan diri karena ingin menambah wawasan dan pengetahuan.
Alasan lain yang paling umum adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan keterampilan, terutama untuk generasi milenial. Sementara itu, lebih dari separuh gen Z melakukannya untuk mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan rasa percaya diri.
"Gen Z lebih aktif dalam kegiatan self development dibanding milenial, menunjukkan bahwa mereka lebih terbuka mengeksplorasi kursus untuk memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan, dan membangun kepercayaan diri. Sementara itu, milenial lebih fokus pada peningkatan kualitas hidup dan pengembangan profesional, meskipun menghadapi tantangan dalam mengatur waktu,” ujar Lead Researcher Jakpat, Farida Hasna.
Riset Jakpat juga menemukan bahwa sebanyak 61% responden memperbanyak ibadah sebagai upaya pengembangan diri.
Aktivitas lain yang dilakukan adalah mempraktikkan rasa syukur (56%), mencoba menjalani kehidupan yang rapi dan teratur (51%), hingga ikut kursus (41%).
Setengah dari laki-laki berolahraga secara teratur, sementara 2 dari 5 perempuan bekerja sambilan sebagai bentuk self development.
Kursus sebagai upaya self development
Sebanyak 45% gen Z dan 37% milenial tertarik mengambil kursus yang mendukung kegiatan self development. Kursus pelajaran seperti bahasa asing, komputer, atau desain; diminati oleh 90% responden.
Sementara, 70% tertarik dengan kursus keterampilan seperti memasak, fotografi, dan menulis. Hampir 50% responden menyatakan tertarik dengan kursus public speaking.
Kursus bahasa asing adalah yang paling digemari responden, dengan persentase 50%. Sebanyak 56% milenial tertarik dengan kursus digital marketing dan 54% gen Z berminat pada kursus public speaking.
"Minat kursus self-development menunjukkan bahwa generasi muda makin selektif dalam memilih keterampilan yang relevan dengan karier dan kehidupan mereka,” simpul Hasna.