Ragam

Hati-Hati dengan Almond Mom, Fenomena Ibu-Ibu yang Menanamkan Ketakutan Makan pada Anak

Jangan sampai obsesi akan tubuh ideal merusak hubungan anak dengan makanan.

Vania Rossa

Ilustrasi Ibu dan Anak. (Suara.com/Ema Rohimah)
Ilustrasi Ibu dan Anak. (Suara.com/Ema Rohimah)

Dewiku.com - "Makan cokelat terus, nanti gendut, lho!" demikian ucap seorang ibu dengan kecenderungan almond mom kepada anak perempuannya.

Ya, akhir-akhir ini istilah almond mom ramai diperbincangkan di media sosial. Fenomena ini berkaitan dengan pola asuh orang tua yang menekankan pengendalian makan yang ketat kepada anak demi menjaga bentuk tubuh si kecil.

Istilah ini pertama kali menjadi sorotan saat cuplikan video reality show “The Real Housewives of Beverly Hills tersebar di media sosial.

Dalam cuplikan tersebut, Yolanda Hadid, ibu dari Gigi Hadid, meminta anaknya hanya memakan beberapa butir almond setiap hari, terutama saat mereka merasa lapar.

Video ini memicu perdebatan karena dapat memengaruhi pemikiran masyarakat dan memengaruhi hubungan anak dengan makanan.

Dampak Psikologis dan Kesehatan dari Pola Asuh Almond Mom

Menurut Dr. Rachel Goldman, seorang psikolog klinis yang berbasis di New York, pola asuh dari almond mom dapat memicu gangguan makan seperti anoreksia nervosa yang dapat membuat penurunan berat badan, atau bahkan bulimia yang membuat penderitanya seringkali ingin memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsinya.

Anak-anak yang dibesarkan dengan aturan ketat mengenai makanan pada akhirnya akan menciptakan hubungan yang tidak sehat antara makanan dan tubuh mereka sendiri.

Setiap kali makan, mereka akan terus-menerus merasa tertekan dan mengalami rasa bersalah setelah makan.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yang membuatnya menjadi kekurangan gizi, terutama jika anak-anak takut untuk memakan makanan alami.

Anak-anak juga dapat kehilangan kemampuan alami mereka untuk mengenali rasa lapar dan kenyang yang pada akhirnya dapat mengganggu sistem metabolisme mereka.

Selain gangguan makan, anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan dengan pola asuh almond mom juga lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi. Tekanan untuk memiliki tubuh ideal sejak kecil dapat mengganggu perkembangan kepercayaan diri anak dan kesehatan mentalnya.

Sebuah penelitian dari American Psychological Association juga menyebutkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang menekankan bentuk tubuh secara berlebihan lebih rentan mengalami body dysmorphia.

Body dysmorphia atau gangguan dismorfik tubuh merupakan suatu kondisi mental di mana seseorang memiliki persepsi yang salah tentang penampilan fisiknya sendiri.

Orang yang mengalami body dysmorphia cenderung terlalu fokus pada kekurangan yang sebenarnya kecil, atau bahkan tidak terlihat di mata orang lain.

Hal ini yang bisa menyebabkan munculnya kecemasan berlebihan, rendahnya kepercayaan diri, dan dampak negatif lainnya.

Pentingnya Pola Asuh yang Lebih Sehat

Fenomena almond mom menjadi pengingat bahwa cara orang tua memberikan pengajaran tentang makanan dan tubuh dapat berdampak jangka panjang pada anak-anak.

Orang tua sebaiknya bisa lebih fokus pada kesehatan anak secara keseluruhan alih-alih pada bentuk tubuh dang angka timbangan.

Menurut American Academy of Pediatrics, orang tua disarankan untuk bisa melakukan hal-hal berikut:

  • Menghindari komentar negatif terkait berat badan di depan anak-anak.
  • Menyediakan makanan bergizi tanpa membedakan makanan menjadi makanan baik atau buruk.
  • Mengajarkan anak tentang pembagian waktu makan yang seimbang.
  • Mendorong kebiasaan makan bersama keluarga sebagai momen positif yang wajib dilakukan setiap hari.

Dengan pendekatan yang lebih sehat dan positif terhadap makanan, anak-anak dapat tumbuh dengan pola makan yang lebih seimbang serta kepercayaan diri yang lebih kuat.

Ingatlah bahwa setiap anak unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Jadi, penting bagi orang tua untuk menerima dan mencintai anak-anak mereka apa adanya.

(Sifra Kezia)

Berita Terkait

Berita Terkini