Trending
Tren Hidup Bareng di Jepang, Apa Itu Friendship Marriage?
Friendship marriage bukan tentang menikah dengan sahabat sendiri.
Rima Sekarani Imamun Nissa

Dewiku.com - Ada tren hubungan baru yang kian populer di Jepang, utamanya di kalangan individu aseksual, homoseksual, dan heteroseksual. Mereka menyebutnya dengan istilah friendship marriage.
Pada tipe hubungan friendship marriage, pasangan menjadi mitra platonis tanpa jatuh cinta atau berhubungan intim. Dikutip dari South China Morning Post, tren hidup bareng yang didasarkan pada nilai-nilai dan kepentingan bersama ini juga dipandang sebagai alternatif dari pernikahan biasa oleh kaum muda Negeri Sakura.
Baca Juga
Partner dalam hubungan ini adalah pasangan yang sah. Mereka akan hidup bersama berdasarkan kesepakatan yang disepakati berdua, bahkan boleh menjalin hubungan dengan orang lain. JIka ingin memiliki anak, pasangan bisa memilih metode inseminasi buatan.

Konsep friendship marriage tidak sama dengan menikahi sahabat sendiri. Pada pertemuan awal sebelum pernikahan, dua orang berdiskusi untuk memutuskan hal-hal kecil namun penting dari rumah tangga yang akan dibangun. Misal bagaimana membagi pengeluaran dan tanggung jawab pekerjaan rumah tangga, bahkan hal perihal mengelola ruang kulkas.
Walau tidak melibatkan perasaan romantis, diskusi semacam itu disebut telah membantu hampir 80 persen pasangan dalam jenis hubungan ini untuk merasa bahagia saat hidup bersama.
Colorus yang diklaim sebagai agensi pertama di Jepang dengan spesialisasi friendship marriage menyatakan bahwa pola hubungan ini disukai mereka yang berusia rata-rata 32 tahun dengan pendapatan melebihi rata-rata nasional.
Sejak berdiri pada Maret 2015 lalu, agensi ini telah mengantarkan sekitar 500 anggota membentuk rumah tangga friendship marriage, bahkan sebagian di antaranya telah membesarkan anak-anak.
Tren friendship marriage juga mendulang popularitas di kalangan individu aseksual dan homoseksual. Ini karena mereka berusaha menghindari pola pernikahan tradisional.