Trending
Mengenal Istilah FOPO, Ketakutan akan Opini Orang Lain
FOPO sendiri merupakan istilah yang lagi dibicarakan di media sosial, di mana seseorang merasa khawatir terhadap pandangan atau perkataan orang lain.
Risna Halidi

Dewiku.com - Kalian pernah merasakan ketakutan akan perkataan orang lain? Kalau iya, kalian mengalami FOPO atau Fear of Other People’s Opinion.
FOPO sendiri merupakan istilah yang lagi dibicarakan di media sosial, di mana seseorang merasa khawatir terhadap pandangan atau perkataan orang lain.
Baca Juga
Lucky Girl Syndrome: Benarkah Keberuntungan Bisa Diprogram?
Happiness Economic: Apa Benar Uang Bisa Bikin Bahagia?
Magis, Inilah Destinasi Pernikahan Romantis dengan Pemandangan Eksotis di Uluwatu
Intergenerational Trauma: Jejak Luka Orang Tua dalam Kehidupan Generasi Selanjutnya
Dukungan Keluarga, Harapan Bagi Masa Depan Anak yang Berhadapan dengan Hukum
Puasa Ramadan Jatuh Pada Sabtu, 1 Maret 2025 Besok
Fenomena psikologis ini semakin menonjol di era digital seperti saat ini, terutama dengan dominasi media sosial yang memengaruhi individu memandang diri mereka dan bagaimana mereka ingin dilihat oleh orang lain.
Sehingga, mereka merasa tertekan akan pandangan dan perkataan orang lain terhadap mereka.
Dilansir Dewiku dari Forbes, Psikolog Michael Gervais yang juga seorang pakar hubungan antara pikiran dan kinerja manusia, meyakini FOPO adalah epidemi tersembunyi dan penghambat potensi manusia yang berbahaya.
Gervais setuju bahwa pengawasan yang lebih ketat yang datang bersama dengan tren media sosial dapat meningkatkan FOPO.
"Dengan paparan terus-menerus terhadap sorotan kehidupan orang lain yang dikurasi, orang dapat jatuh ke dalam perangkap perbandingan terus-menerus, mencari validasi eksternal, dan melihat ke luar diri mereka sendiri untuk mengetahui bagaimana perasaan mereka tentang diri mereka sendiri," katanya.

Sehingga, individu cenderung lebih banyak menampilkan aspek positif seperti estetika, gaya hidup, dan pencapaian, sambil menyembunyikan sisi negatif mereka di media sosial.
Kebutuhan akan validasi juga diukur hanya melalui jumlah "likes" dan komentar, yang pada akhirnya dapat menimbulkan kecemasan dan kelelahan emosional.
Sementara menurut Psychology Today, tingkat depresi dan kecemasan Generasi Z lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Generasi Z juga cenderung lebih sering didiagnosis dengan gangguan perilaku, kecanduan, dan kondisi kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya.
Meskipun mereka lebih vokal tentang masalah kesehatan mental dan lebih mungkin mencari bantuan, prevalensi FOPO dapat menghambat mereka untuk benar-benar mengambil langkah proaktif dalam mencari dukungan yang diperlukan.
Jika kita ingin mengurangi FOPO, langkah pertama kesadaran tentang kemungkinan yang terjadi sekarang. Kemudian, latihan pernapasan dan berbicara dengan diri sendiri dapat membantu kalian memusatkan perhatian pada saat kalian merasa kewalahan
Selain itu, untuk mengatasi FOPO dan dampaknya, penting bagi individu untuk membatasi penggunaan media sosial, meningkatkan interaksi tatap muka, dan mencari dukungan sosial yang kuat.
Intervensi dini serta edukasi mengenai kesehatan mental juga diperlukan untuk membantu kalian mengelola berbagai tekanan.
Penulis: Mauri Pertiwi
- TAGS:
- # fopo
- # media sosial
- # opini